Museum Taman Prasasti (Inscription Museum)

Inscription Museum (Museum Prasasti)

Inscriptions Museum occupies a culture preserve building, an inheritance building from the colonial time. It was formerly a funeral park of Dutch and European people which than restored and modified to be Inscription Museum with the collections located at the open air area. The collections are located at a 1.2 hectares area, and for it Inscription Museum is also called as Inscription Park. Inscription Museum exhibits selected gravestone inscriptions from the historical relic and work of arts from the past that combined the work of sculptor, carver, calligrapher, and man of letters.

History

As mentioned above, the current Inscription Park located at an ex funeral. The name of the funeral is Kebon Jahe Kober, a funeral area for officers and prominent figures, especially for Dutch and European. The funeral started to be utilized in 1795 and the main building of funeral constructed in 1844 with Doria style. Behind the main building there’s a building called Balairung Building, functioned as ritual ceremonial hall before the burial carried out. Balairung Building consists of two halls, one at the right side and the other one at the left side. The right side the building used as a place to lie down female bodies, while the left side building used as a place to lie down male bodies.

After the freedom of Indonesia,the funeral was still used as a public funeral, especially for Christian people. In 1975, Kebon Jahe Kober funeral was closed. DKI Jakarta government considered that the ex Kebon Jahe Kober funeral has a potency to be developed as a museum. Therefore the government conducted a restoration and redesigning of selected gravestone inscriptions at the funeral area. In 1977, Inscription Museum which also known as Inscription Park was officially announced by Ali Sadikin, DKI Jakarta governor at that time.

Collections

The collection of Inscription Museum consists of inscriptions in the form of ancient gravestone, monument or pillar, goblet, statue, antique corpse carriage, bouquet, flat sided stone, replica and miniature of typical funeral from 27 provinces in Indonesia. At the back yard of Balairung Building there’re collections of bronze medal bells which previously used to give a sign that there’s somebody died. The bell was rang continuously to welcome the corpse while giving a sign for the funeral staffs to be prepared for the burial ritual. Inscription collections in the Inscription Museum are selected inscriptions from the work of talented carver and designer, used as a realization of the family and relatives feeling. When you see the inscriptions, as if they can talk through the deep meaning of the script on them. On one of the gravestone inscription at the Inscription Museum, there's a script written in Dutch saying “SOO GY. NU SYT. WAS. IK VOOR DEESEN DAT. JK, NV BEN SVLT GY OOK WEESEN”, which means “Like you are now, I was before. And like I’m now, thus you will be one day”.

Most of the gravestone inscriptions were from many prominent figures from many fields such military, education, art, science, religion and many others. Some of them were General Major J.H.R Kohler, Dr. W.R. Stutterheim, Dr. H.F Roll, Pieter Erberveld, Olivia Mariamne Raffles, Miss Riboet and Soe Hok Gie. There’re a total of 1700 collections at Inscription Museum.

Jl. Tanah Abang No. 1 Central Jakarta Ph.: 62-21 385 4060
Open : Tuesday – Sunday : 09.00 am – 03.00 pm
Closed : Monday/Public holiday

Source : www.indonesia-travel-guide.com

Museum of Fine Arts and Ceramics


Museum of Fine Arts and Ceramics, which was built in 1870 was originally the Dutch judicial office or Read Van Justitie. During the Japanese occupation of this building theMuseum of Fine Arts and Ceramics, which was built in 1870 was originally the Dutch judicial office or Read Van Justitie. During the Japanese occupation of this building used as a military dormitory. In 1976 this building became the office of Art Center and later changed the name so the Museum of Fine Arts and Ceramics.

Collection
In the year 2007, this museum has over 400 works of art in the form of sculptures, graphics, wood totems, sketches, and painting batik. Of all the collection, a collection of some excellent and very important for art history in
Indonesia, such as painting, titled “Bride of Cianjur” Hendra Gunawan, painting “Regent of Cianjur” Raden Saleh’s work, the painting “Mother Breastfeeding” by Abdullah, the painting ” Laskar Tritura “S Sudjojono work and painting” self portrait “by Affandi.

While the collections cover local and foreign ceramics. Local pottery, among others comes from Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok. There’s also pottery from Majapahit era. Foreign ceramic collections, among others come from China, Vietnam, Thailand, Netherlands, Germany, the Middle East.

Address
Jalan Pos Kota No. 2
Jakarta Barat
Phone: (021) 690 7062, 692 6090
Fax: (021) 692 6091
E-mail: museumsenirupa_k@telkom.net

Opening Times:
Tuesday - Sunday 09.00 - 15.00 WIB
Mondays and National Holidays closed

Museum Sejarah Jakarta

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.

Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.

Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Arsitektur

Arsitektur bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya Barok klasik[rujukan?] dengan tiga lantai dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin.

Museum ini memiliki luas lebih dari 13.000 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua.

Koleksi

Plang Peringatan Pembangunan Museum Fatahillah yang dahulunya adalah Balai Kota

Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebelantik mulai dari abad ke-17 sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa,Republik Rakyat Cina, dan Indonesia. Juga ada keramik, gerabah, dan batu prasasti. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH Thamrin.

Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes (menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatanHarmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis. Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda

sumber : id.wikipedia.org

Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata budaya di Jakarta. Terletak pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT, di tengah-tengah TMII terdapat sebuah danau yang menggambarkan kepulauan Indonesia yang besar dalam bentuknya yang kecil .

Sejarah

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air pada seluruh bangsa Indonesia. Maka dimulailah suatu proyek yang disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar.

[sunting]Logo dan maskot

TMII memiliki logo yang pada intinya terdiri atas dua huruf I dan I. Kedua huruf ini mewakili nama "Indonesia Indah" sedangkan maskotnya berupa tokoh wayang Hanoman yang dinamakan NITRA (Anjani Putra). Maskot Taman Mini "Indonesia Indah" ini diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto, bertepatan dengan dwi windu usia TMII, pada tahun 1991.

Anjungan daerah

Anjungan Kalimantan Selatan

Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang mewakili suku-suku bangsa yang berada di 26 propinsi Indonesia.

Sarana rekreasi

Keong Mas

Di Teater IMAX Keong Mas diputar berbagai film mulai dari film bertemakan lingkungan dan nusantara sampai film-film box office yang resolusinya diubah menjadi khusus untuk teater IMAX. Beberapa diantaranya adalah Harry Potter and the Prisoner of Azkaban , dan Spiderman 2 .

  • Desa Wisata
  • Teater Tanah Airku
  • Snow Bay, kolam renang

    Taman

    Di TMII terdapat berbagai macam taman yang menunjukkan keindahan flora dan fauna Indonesia seperti taman anggrek, taman melati, kolam akuarium air tawar dan taman burung.

    Museum

    Museum yang ada diperuntukkan untuk memamerkan sejarah, budaya dan teknologi seperti Museum Indonesia, Museum Pusaka, Museum Transportasi, dan Pusat Peragaan IPTEK.

    Sumber : www.wikipedia.org

Ancol Jakarta Bay City


Taman Impian Jaya Ancol merupakan sebuah objek wisata di Jakarta Utara. Pada 2006, Taman Impian Jaya Ancol berubah nama menjadi Ancol Jakarta Bay City.

Sejarah

Sebagai kawasan wisata, Taman Impian Jaya Ancol ternyata sudah berdiri sejak abad ke-17. Waktu itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda,Adriaan Valckenier, memiliki rumah peristirahatan sangat indah di tepi pantai. Seiring perjalanan waktu, kawasan itu kemudian berkembang menjadi tempat wisata.

Sayangnya, ketika Perang Dunia II meletus disusul perang kemerdekaan, Ancol terlupakan. Sungai Ciliwung secara leluasa menumpahkan air dan lumpurnya ke sana sehingga mengubah kawasan tersebut menjadi kotor, kumuh, dan berlumpur. Kawasan yang semula cantik, berubah menjadi menyeramkan bagaikan 'tempat jin buang anak'.

Lalu, muncul usulan agar kawasan itu difungsikan menjadi daerah industri. Namun, usul itu ditolak mentah-mentah oleh Presiden Soekarno. Malah, Bung Karno ingin membangun kawasan itu sebagai daerah wisata. Lewat Keputusan Presiden pada akhir Desember 1965, Bung Karno memerintahkan kepada Gubernur DKI Jaya waktu itu, dr. Soemarno, sebagai pelaksana pembangunan proyek Taman Impian Jaya Ancol. Proyek pembangunan ini baru terlaksana di bawah pimpinan Ali Sadikin yang ketika itu menjadi Gubernur Jakarta. Pembangunan Ancol dilaksanakan oleh PD Pembangunan Jaya di bawah pimpinan Ir. Ciputra.

Pembangunan

Kekhasan Taman Impian Jaya Ancol di awal-awal berdirinya ditandai dengan dibangunnya Teater Mobil pada tahun 1970. Sarana rekreasi berikut yang dibangun makin mempopulerkan keberadaan Taman Impian Jaya Ancol, tidak saja di kalangan masyarakat ibu kota, tetapi juga seluruh Indonesia.

Pembangunan berbagai proyek terus berlanjut hingga kini. Pedagang kaki lima ditata, hotel dibangun, lapangan golf, dan beragam permainan dihadirkan. Hal itu berarti sarana rekreasi dan hiburan di Taman Impian Jaya Ancol akan semakin lengkap. Pada tahun-tahun berikutnya, pengadaan sarana rekreasi dan hiburan diarahkan pada sarana hiburan berteknologi tinggi. Hal itu telah dimulai dengan dibangunnya kawasan Taman Impian "Dunia Fantasi" tahap I pada tahun 1985.

Kini, Taman Impian Jaya Ancol yang berdiri pada lahan seluas 552 hektar, telah menjadi tempat wisata dan rekreasi permainan terbesar dan terlengkap di Indonesia.

Biaya Masuk

Masuk melalui gerbang utama Rp. 12,000/ orang, Rp 12.000/mobil, Rp. 12.000/motor Rp. 10.000,-

Objek wisata di Ancol

Dunia Fantasi

Gelanggang Samudra

Atlantis Water Adventure - gelanggang renang terbesar di Ancol. Banyak fasilitas permainan seperti seluncur dengan ketinggian kurang lebih 15-20m. Di salah satu bagiannya, ada sebuah kolam yang pada saat-saat tertentu membuat gelombang besar sehingga semua orang di dalam kolam tersebut terasa seperti ada di laut

Pasar Seni

Seaworld Indonesia

Marina

Pantai Carnaval

Pantai Festival

Taman Pantai

Hailai Mercure

Padang Golf Ancol

Kereta Gantung Gondola

Ice World

Pulau Bidadari

Hotel

Putri Duyung Cottage

Hotel Raddin (tutup 22 Mei 2007)

Hotel Mercure

Hotel Wisata

Ancol Mansion (opening soon)

sumber : www.wikipedia.org